Semipro.. Sukses..!!!

Memasuki bulan Juni, aktivitas mahasiswa Universitas Brawijaya sedang padat-padatnya. Banyak “hajat-hajat” penting yang ditempuh. Diantaranya adalah tugas-tugas akhir yang terus dikejar deadline, laporan yang memerlukan banyak waktu, dan puncaknya adalah pelaksanaan Ujian Akhir Semester yang juga dilaksanakan dipertengahan dan akhir bulan. “Hajat-hajat” tersebut menimbulkan kesibukan tersendiri bagi para mahasiswa. Hal yang tidak jauh berbeda juga terjadi di Unitantri. Memasuki bulan Juni, banyak sekali tugas dan proyek yang “ mampir” ke Unitantri ( Alhamdulillah).

Diantara proyek-proyek yang “mampir” ke Unitantri adalah sebagai pengisi acara dalam Launching Pasar Murah Universitas Brawijaya, keikutsertaan dalam acara Seminggu Probolinggo (Semipro), dan peserta dalam gelaran Pekan Seni Mahasiswa Regional (Peksiminal). Dari sekian banyaknya proyek tersebut, yang paling banyak membutuhkan waktu untuk persiapan adalah Seminggu Probolinggo (Semipro).

Semipro adalah pesta rakyat yang digelar oleh pemerintah kota Probolinggo. Acara tersebut dilaksanakan selama seminggu penuh sesuai dengan namanya, tepatnya dimulai pada tanggal 14-21 Juni 2014. Semipro diselenggarakan oleh pemerintah kota dalam rangka peringatan hari jadi kota Probolinggo. Dalam acara tersebut menampilkan berbagai macam kegiatan, utamanya yang bekaitan dengan kebudayaan. Alhamdulillah, Unitantri mendapat undangan langsung dari pemerintah setempat sebagai salah satu peserta Semipro. Undangan tersebut datang dari salah satu dinas pemerintahan kota Probolinggo.

Walaupun pelaksaan Semipro selama seminggu, namun undangan yang datang ke Unitantri hanya untuk mengikuti acara tersebut selama satu hari, yaitu pada tanggal 15 Juni 2014 dalam kegiatan Pawai Budaya. Kesibukan di Unitantri untuk melakukan persiapan sudah mulai nampak dari pertengahan bulan Mei, tepatnya setelah undangan tersebut datang. Penanggung Jawab (PJ) adalah orang yang nampak paling sibuk pada saat itu. Mereka (PJ tari & PJ karawitan) dibuat pusing karena harus mencari personel yang jumahnya tidak sedikit (± 50 0rang) untuk diberangkatkan ke Probolinggo sebagai penari dan pengrawit.  Maklum saja mereka dibuat pusing, karena pada saat itu memang susah mencari personel yang bersedia. Hal tersebut karena pelaksanaan Semipro yang bersamaan dengan pelaksanaan Ujian Akhir Semester. Banyak diantara mereka yang ditawari menolak atau memberi harapan yang belum jelas, karena memang saat itu jadwal UAS belum keluar. Namun, keadaan itu berubah semenjak munculnya pengumuman bahwa pada tanggal 16 Juni perkuliahan diliburkan karena ada pelaksanaan SBMPTN, yang otomatis membuat pelaksanaan UAS juga ditunda. Sejak saat itu, senyum mulai kembali menghiasi wajah para PJ yang sebelumnya dipusingkan karena kesulitan “merekrut” personel.

Setelah para personel yang dibutuhkan dirasa cukup, agenda selanjutnya adalah melakukan latihan rutin untuk membuat dan memantapkan karya untuk acara Semipro. Latihan rutin itu dilaksanakan mulai awal Juni hingga sehari menjelang hari H. Latihan dilaksanakan sebanyak 2 kali seminggu dengan pemantapan di minggu terakhir. Setelah melalui proses yang cukup panjang selama kurang lebih 15 hari, dihasilkanlah sebuah karya tari yang kemudian diberi nama “Greget Nuswantoro” (Semangat Nusantara). Sebenarnya tidak hanya karya tari saja yang berhasilkan diciptakan, tetapi ada sebuah lagu khusus yang diciptakan sebagai kado hari jadi kota Probolinggo. Lagu tersebut diberi judul “Probolinggo”. Namun, karena banyaknya materi dan terbatasnya waktu latihan, lagu tersebut batal untuk ditampilkan.

Sehari sebelum hari H atau tepatnya pada tanggal 14 Juni, rombongan Unitantri pun diberangkatkan. Rombongan berangkat sekitar pukul 10.30 WIB setelah sebelum melakukan persiapan alat-alat yang digunakan. Perjalanan Malang-Probolinggo yang biasa dapat ditempuh dalam waktu 3 jam, saat itu harus ditempuh sekitar 3,5-4 jam karena kondisi jalanan yang padat dikawasan kota Malang. Rombongan sampai Probolinggo sekitar pukul 14.00 WIB. Sesampainya di Probolinggo, rombongan ditempatkan dipenginapan untuk istirahat dan makan siang sebelum nanti sore harinya melakukan gladi bersih ditempat diselenggarakannya Pawai Budaya.

Sekitar pukul 16.00 WIB, masing-masing rombongan (Karawitan & tari) dijemput dan diantar ke kantor salah dinas pemkot Probolinggo yang mengundang Unitantri untuk melakukan gladi bersih. Gladi bersih dilakukan sedikit molor dari jadwal yang ditetapkan sebelumnya karena rombongan dari Karawitan masih harus menata gamelan yang digunakan dan setelah gamelan selesai ditata, bertepatan dengan waktu magrib, jadi gladi baru bisa dimulai setelah semua rombongan melakukan sholat magrib. Gladi dilakukan sekitar 2,5 jam ditambah waktu makan sekitar setengah jam. Gladi dilakukan untuk memantangkan apa yang telah dilatih dihari-hari sebelumnya. Sekitar pukul 21.00 WIB galdi bersih selesai dilakukan dan masing-masing rombongan diantar kembali ketempat penginapan. Sesampainya dipenginapan, rombongan diminta untuk segera istirahat karena pada pagi harinya harus berangkat pukul 07.00 WIB. Namun, namanya juga orang, walaupun disuruh untuk segera istirahat tetap saja ada yang begadang hingga malam, terlebih bertepatan dengan gelaran Piala Dunia jadi wajar kalau begadang.

Pagi harinya rombongan kembali dijemput sekitar pukul 07.15 WIB. Rombongan sengaja diberangkatkan sepagi itu walaupun acara baru dimulai pada pukul 12.00 WIB. Hal tersebut dimaksudkan agar rombongan tidak tergesa-gesa melakukan persiapan, karena mereka masih harus di make-up (penari) dan menata gamelan (pengrawit). Acara Pawai Budaya sendiri dilaksanakan tepat setelah adzan dhuhur. Acara dimulai dengan diawali sambutan dari walikota dilanjutkan dengan pemberangkata peserta nomer urut 1. Pawai Budaya itu sendiri diikuti oleh 48 kontingen yang berasal dari berbagai daerah dengan macam-macam budaya yang ditampilkan. Rombongan Unitantri sendiri mendapat nomor pemberangkatan, nomor 18. Pawai Budaya ini menempuh jarak ± 5 km. Tepat pukul 12.00 WIB, rombongan mulai meninggalkan kantor dinas menuju tempat nomor pemberangkatan. Belum sampai pemberangkatan, rombongan sudah banyak yang mandi keringat, khusus pengrawit yang serasa dipanggang diatas truk karena memang cuaca saat itu sangat panas.

Setelah menunggu giliran, akhirnya rombongan pun pemberangkatan sekitar pukul 13.00 WIB. Sebelum diberangkatkan, rombongan terlebih dulu menampilkan tari “Greget Nuswantoro” yang sebelumnya telah dipersiapkan. Setelah tari selesai dan dari perwakilan rombongan memberi cindera mata, rombongan pun diberangkatkan. Disepanjang perjalanan, rombongan melantunkan lagu-lagu tradisional yang diikuti oleh gerakan tari dari para penari dan sesekali kembali menampilkan tari “Greget Nuswantoro” disepanjang perjalanan. Walaupun jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh, namun untuk sampai ke garis finis diperlukan waktu sekitar 3,5 jam. Hal tersebut dikarenakan banyak masyarakat sekitar yang begitu antusias menyaksikan Pawai Budaya tersebut, sehingga mengakibatkan rombongan hanya bisa berjalan pelan-pelan.

Setelah mencapai garis finis, rombongan langsung menuju tempat istirahat untuk istirahat dan makan. Rombongan yang  terlihat kelelahan adalah para penari yang harus berjalan kaki sejauh itu.  Selesainya makan, rombongan kembali ketempat penginapan untuk istirahat sejenak dan mempersiapkan diri untuk pulang. Sekitar pukul 19.00 WIB, rombongan mulai meninggalkan penginapan. Sebelum perjalanan pulang, rombongan dipimpin berdoa sebagai ucapan syukur karena telah diberi kelancaran mengikuti Pawai Budaya Semipro mulai dari awal hingga akhir. Setelah itu, rombongan berangkat pulang dan tiba di Malang sekitar pukul 22.00 WIB.

Oleh: Ryan Apriyanto

Dokumentasi

001002003004005006007008009010011

012013014015016017018019020021022023024025026027028029030031032034035