Pentas Mandiri 2013

Pentas Mandiri Tari dan Musik Karawitan 2013 Unitantri Universitas Brawijaya adalah suatu kegiatan untuk memfasilitasi seluruh anggota Unitantri dalam menampilkan dan mempresentasikan hasil latihan tari dan karawitan dalam bentuk karya. Dengan adanya Pentas Mandiri Unitantri 2013 ini diharapkan semua karya tari yang di pelajari dilatihan bisa ditampilkan dalam sebuah Pentas Mandiri.

TUJUAN

  1. Mengasah dan mengembangkan potensi serta keahlian seluruh anggota Unit Aktivitas karawitan dan Tari Universitas Brawijaya
  2. Memberikan kontribusi dalam pengembangan dan penambahan karya tari dan musik tradisi
  3. Memfasilitasi anggota Unit aktivitas Karawitan dan Tari untuk mementaskan karya tari dan karawitan yang telah dipelajari.
  4. Menjadi sarana pembelajaran konsep baru dalam musik dan tari tradisi
  5. Menjadi sarana pelatihan untuk kolaborasi jenis musik dan tari tradisi
  6. Merintis lahirnya koreografer dan komposer terutama dari anggota Unit Aktivitas Karawitan dan Tari Universitas Brawijaya

 

WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Tempat Pelaksanaan: Gazebo Universitas Brawijaya

Waktu Pelaksanaan: 13 April 2013

pamflet fix 3 1

 

Semarak Dies Natalis Emas Universitas Brawijaya

Semarak Dies Natalis Emas Universitas Brawijaya telah usai pada Sabtu (9/11). Acara tersebut juga memamerkan hasil dari lomba fotografi yang diadakan dalam rangka meramaikan Dies Natalies UB yang ke-50. Berbagai talenta seni ditampilkan dalam Malam Seni oleh mahasiswa-mahasiswi Universitas Brawijaya di Gedung Samanta Krida. Acara ini juga dimeriahkan oleh penampilan SecondBorn Band, band kawakan asal Jakarta dan disaksikan oleh jajaran Rektorat, Dekanat, dosen, karyawan, mahasiswa hingga masyarakat umum.Malam seni dimulai dengan penampilan dari Unit Aktifitas Karawitan dan Tari yang mengiringi kedatangan Rektor beserta Dekan. Kemudian dilanjutkan dengan pembukaan dan laporan Ketua Pelaksana Dies Natalis Emas UB yang sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran, Dr. dr. Karyono Mintaroem, SpPA. Ia juga menyampaikan pemenang berbagai lomba yang telah diselenggarakan sebelumnya. Tidak hanya itu, Dekan Fakultas Teknik, Prof. Ir. Harnen Sulistio, M.Sc., Ph.D juga menyerahkan cetak biru UB Drainase kepada Rektor. UB Drainase adalah sistem pengelolaan air yang dirancang oleh Fakultas Teknik, UB.

IMG01539-20130309-19

Sebagai penampil pertama, UNITANTRI membawakan tari Kebar Malang. Tarian berdurasi kurang lebih 5menit ini dibawakan oleh tujuh penari UNITANTRI, yaitu Arum, Rosa, Henny, Oki, Risma, Nurma, dan Agis. Selain itu, ada juga hiburan tari dari Juara Umum Gebyar Festival Tari yang diadakan oleh UNITANTRI yakni dari Fakultas Teknologi Pertanian dengan membawakan tari Nyinom dengan menggunakan iringan musik live.

Sevensense sebagai pembuka konser Kotak

Sevensense sebagai pembuka konser Kotak dalam rangka Dies Natalies UB ke-50

Dalam rangka memeriahkan Dies Natalies Universitas Brawijaya ke-50, grup band Kotak membawakan lagu ber genre blues berjudul “Kosong Toejoeh”di gedung Samantha Krida UB, Sabtu (9/2)..Selain lagu berjudul “Kosong Toejoh” grup band kotak juga menyanyikan beberapa lagu antara lain Pelan-Pelan Saja, Rock Never Die, dan Tendangan dari Langit, serta beberapa lagu lainnya sebanyak 11 lagu.

Selain bernyanyi sang vokalis Tantri juga berpesan kepada semua mahasiswa UB untuk menjauhi korupsi.

Selain mendatangkan grup band Kotak pentas seni juga dimeriahkan penampilan tari kreasi dari Unit Aktivitas Tari dan Karawitan UB (UNITANTRI UB). Tari kreasi yang dibawakan Unitantri merupakan perpaduan dari music Jazz yang dipadukan dengan gerakan tradisional dan samba modern. Tarian ini dibawakan oleh 6anggota Unitantri, antara lain Arum, Rosafika, Sari, Intan, Agis, Afit. Tarian samba modern ini berjudul Sevensense yang artinya tarian dengan hitungan music hanya tujuh ketukan. Dengan iringan music dari Homeband Universitas Brawijaya, tarian ciptaan mbak Rina ini dibawakan pertama kali pada tahun 2011 yaitu ketika Karisma, acara yang diselenggarakan oleh Homeband dan Unitantri berkemsempatan untuk kolaborasi bersama.

Selain Unitantri, band D’ kill juga menjadi pembuka dalam pentas seni.

Oleh: Arum Listyowati

Persembahan UNITANTRI untuk Membuka Acara Penobatan Duta Universitas Brawijaya 2013

Acara penobatan Duta Brawijaya 2013 yang diselenggarakan pada Sabtu Malam (2/2) di gedung Samantha Krida (Sakri) merupakan acara penutup dari sekian banyak agenda kegiatan para finalis Duta Brawijaya 2013. Mulai dari proses karantina selama dua hari di UB Hotel yang berupa pembekalan materi tentang profil UB, kepribadian, komunikasi hingga sesi pemotretan hingga pembekalan koreo pada hari terakhir.

Penobatan Duta Brawijaya 2013

Dalam rangkaian acara penobatan Duta Brawijaya yang dimeriahkan oleh Dudi Oris, Unitantri mempersembahkan sebuah tari pembuka yaitu tari Remo Jombangan yang dibawakan oleh tujuh penari, antara lain : Rosieda, Enny, Arum, Rosafika, Agis, Shelly, dan Vadia. Tarian ini menggambarkan penyambutan dan ucapan selamat datang kepada para tamu undangan. Tarian yang berdurasi 7menit ini telah mengambil alih perhatian rektor Universitas Brawijaya, Yogi Sugito sehingga dalam berbagai agenda acara universitas terakhir ini seringkali diminta untuk membawakan tarian yang didominasi dengan gerakan laki-laki.

Penampilan Tari Remo dari Unitantri UB

Oleh: Arum Listyowati

GFT 2012 : Selayang Pandang Langkah Progresif

Warga Unitantri sekalian, tentunya sudah akrab bukan dengan Gebyar Festival Tari (GFT)? Bagi yang belum, mungkin dapat diinformasikan bahwa GFT merupakan kegiatan tahunan Unit Aktivitas Karawitan dan Tari (Unitantri) yang berupa event kompetisi tari antar fakultas dan antar Sekolah Mengengah Atas (SMA) se- Jawa Timur.

Pelaksanaan GFT Piala Rektor XX tahun ini mengusung Tema “Gemerlap Emas Kerajaan Biru”, yang sesuai dengan ulang tahun Universitas Brawijaya (UB) yang genap berusia 50 tahun (emas) serta warna biru yang menjadi warna dasar almamamter UB. Meskipun sifatnya kompetisi, GFT sebenarnya adalah wadah apresiasi mahasiswa UB yang memiliki minat dan bakat di bidang seni, khususnya seni tradisional. Pada ajang ini, masing-masing fakultas “bertarung” memperebutkan nominasi-nominasi penghargaan seperti penyaji terbaik, naskah terbaik, koreografer terbaik, penyaji terbaik, dan tentunya predikat juara umum yang berhak memperoleh piala bergilir Rektor UB. GFT tahun ini diikuti 12 fakultas UB dan 10 SMA/ sederajat se-Jawa Timur.

Tari Gambyong pada Pembukaan GFT hari pertama
Tari Saman pada Pembukaan GFT hari kedua

Namun dibalik aroma kompetisi ini, sejatinya pihak penyelenggara yaitu dari Unitantri sendiri sebenarnya bertujuan untuk memberikan apresiasi serta ruang ekplorasi yang lebih luas bagi mahasiswa UB sendiri untuk mengembangkan kesenian tradisional. GFT tahun ini dirasakan berbeda daripada tahun-tahun sebelumnya, khususnya pada penyelenggaraan GFT antar Fakultas se-UB yang mengharuskan penata musik dan tari nya berasal dari civitas academica UB sendiri khususnya mahasiswa. Pada tahun-tahun sebelumnya, memang tidak ada ketentuan yang mengharuskan para penata music dan tari berasal dari mahasiswa warga Brawijaya sendiri. Sehingga dengan peraturan baru ini, apresiasi mahasiwa dan warga fakultas terhadap kesenian tradisional meningkat. “Kami berharap bahwa mahasiswa UB juga berpartisipasi langsung dalam pelestarian seni-budaya dengan menciptakan karya tari yang independen”, ujar Odha Adhitama selaku panitia pengarah acara ini. Konsekuensinya,dari segi kualitas tentu terjadi penurunan karena tidak bisa dipungkiri bahwa mahasiswa UB tidak memiliki pendidikan formal seni tari dan musik. Namun dari perspektif pembinaan hal ini menjadi langkah progresif tersendiri. Peserta tentunya mengalami banyak kendala terutama dalam menuangkan ide menuju gerakan tari maupun komposisi musik. Solusi yang disediakan panitia sejak peraturan baru in disosialisasikan adalah, dengan menyediakan Workshop Pelatihan Tari Dan Musik Karawitan Se-Universitas Brawijaya Tahun 2012 bagi seluruh peserta GFT, dengan menghadirkan pemateri yang dinilai mampu membantu peserta mengeksplorasi ide garapan mereka.

Penampilan Juara Umum GFT 2012 antar SMA se Jawa Timur, SMA Negeri 2 Nganjuk
Penampilan Juara Umum GFT 2012 antar Fakultas se Universitas Brawijaya, Fakultas Teknologi Pertanian

Sesuai dengan tradisi dari tahun ke tahun, pembukaan awal GFT tetap penampilan tarian dari anggota Unitantri sendiri, dengan menampilkan tarian Gambyong Pareanom sebagai tarian pembuka pada hari pertama. Sedangkan pada hari kedua, giliran para penari Saman Unitantri yang menampilkan kebolehan mereka dalam ritme rancak tarian yang ditetapkan menjadi World Heritage oleh UNESCO tersebut. Di sela-sela sidang dewan pengamat, penonton dihibur dengan penampilan yel-yel para peserta. Acara puncak GFT ditandai dengan pengumuman juara umum antar fakultas oleh para dewan pengamat yang diketuai Agustinus mengumumkan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) sebagai juara umum kategori Fakultas dan SMAN 1 Nganjuk sebagai juara umum kategori SMA.

Antusiasme penonton cukup meriah sejak awal pintu masuk dibuka, terbukti sebelum pintu masuk dibuka, antrian penonton cukup mengular. Begitu pula ketika lomba yel-yel dimulai, masing-masing peserta menunjukkan kreativitasnya dalam mendukung kontingen mereka lewat yel-yel. Kerja keras panitia yang diketuai Suka Langgeng Giri Pamungkas ini patut diacungi jempol. Namun, bukan berrti tanpa kritikan yang dapat menjadi bahan evaluasi. Penonton mengeluhkan kebijakan panitia yang tidak mengizinkan penonton masuk di sela-sela pentas sehingga ada beberapa penonton yang kehilangan momen menonton fakultasnya. Selain itu, alur mobilitas pra pentas hingga on stage dinilai beberapa kontingen SMA cukup memberatkan dari segi fisik. Maklum, ketentuan panitia mengharuskan mereka mengikuti pos-pos karantina yang notabene mengelilingi gedung Samantha Krida, sedangkan dapi kontingen SMA sendiri ada pendamping dari guru-guru yang tidak lagi prima kondisi fisiknya. “Kami menyadari masih banyak kekurangan yang dimiliki selaku penyelenggara, sehingga kritik dan saran kedepannya sangat kami harapkan demi penyelenggaraan GFT tahun depan yang lebih baik,” ungkap Ketua Umum Unitantri, Prayogi Adhiatma ketika dikonfirmasi.

Oleh: Palupi Anggraheni

Relokasi UKM

Rencana relokasi UKM ke bangunan Rusunawa (Rumah Susun Mahasiswa) memang sudah lama digulirkan oleh pihak rektorat melalui beberapa sosialisasi yang melibatkan kehadiran Ketua Umum ataupun perwakilan pengurus dari masing-masing UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) di Universitas Brawijaya (UB). Namun keputusan mendadak Rektorat yang mengharuskan kompleks UKM lama untuk dikosongkan maksimal hingga tanggal 1 November dinilai banyak pihak, khususnya dari perspektif anggota UKM sendiri, kurang matang persiapan infrastruktur pendukungnya, sehingga terkesan dipaksakan.

Kompleks baru UKM terletak berdampingan dengan gedung Rusunawa tepat di samping belakang relokasi PKL. Masing-masing UKM memiliki ruang sesuai hasil negosiasi yang telah disepakati dengan pihak rektorat. Realisasinya, UKM yang memiliki 1-3 kamar seukuran rusunawa untuk pengganti sekretariat yang lama. Plotting lantai (dari lantai 1 hingga 3) didapat dari hasil undian ketika rapat relokasi berlangsung. Menurut sumber dari pengurus Unitantri sendiri ataupun dari UKM-UKM lain, latar belakang pemindahan UKM ke Rusunawa terkait dengan pengalihan fungsi kompleks UKM lama menjadi taman untuk pemenuhan syarat ruang terbuka hijau (RTH). Masterplan yang dijanjikan oleh pihak rektorat selanjutnya adalah pembangunan sekretariat UKM terpadu yang baru akan dibangun di sekitar gedung Student Centre (SC) 3 tahun mendatang dengan kondisi yang lebih layak mengingat jumlah UKM di UB yang semakin meningkat dan tentunya membutuhan fasilitas penunjang yang lebih lengkap pula. Adapun hak yang didapatkan oleh setiap UKM adalah satu set meja panjang, loker dan dua buah meja kecil untuk menunjang aktivitas kesekretariatannya.

Lalu, Unitantri (?)

Berdasarkan rapat antara perwakilan pihak UKM dengan pihak rektorat, Unitantri mendapatkan dua kamar rusunawa sebagai pengganti secretariat lama Unitantri. Bertempat di lantai dua, kami menempati dua ruangan paling ujung kiri setelah tangga lantai dua. Dari segi luas ruangan, jika dibandingkan dengan unit lama tentu berbeda jauh. Satu ruangan digunakan sebagai tempat gamelan, sedangkan ruangan satunya digunakan sebagai sekretariat sekaligus. Dengan sempitnya ruang yang tersedia, kendala utama yang dihadapi Unitantri kini tentunya terletak pada pengaturan penggunaan ruang yang serba terbatas untuk latihan ataupun pementasan. Jika di Unit lama anggota Unitantri bisa dengan leluasa latihan, merias penari ataupun membuat karya baru, tidak demikian dengan yang terjadi di unit baru Mengingat jumlah anggota yang semakin meningkat seiring dengan jumlah mahasiswa baru yang masuk. Belum lagi ditambah dengan masalah klasik yang dimiliki semua UKM saat ini: pengelolaan mahasiswa PSB Non Akademik.

Namun perpindahan sekretariat ke unit baru tidak seharusnya disesali saja. Meskipun secara kasat mata unit menjadi lebih sempit, diharapkan rasa kebersamaan anggota lebih nampak. Terlebih lagi program kerja lain seperti GFT (Gebyar Festival Tari) juga sudah di depan mata. Tantangan mencari tempat latihan yang representatif sekaligus membuat maba dan anggota lama unit terus bertahan tentu bukan hal yang mustahil ditaklukkan. Dan tentunya hal ini bukan hanya tanggung jawab pengurus semata. Bagaimana menurut anda?

Oleh: Palupi Anggraheni

Workshop Pelatihan Tari Dan Musik Karawitan Se-Universitas Brawijaya Tahun 2012

Workshop Pelatihan Tari dan Musik Karawitan 2012 se-Universitas Brawijaya adalah suatu kegiatan untuk memfasilitasi pembelajaran seputar karya tari dan musik tradisional khususnya dari Indonesia dan menjadi sarana pencetak koreografer dan komposer yang berkualitas terutama dari kalangan mahasiswa Universitas Brawijaya. Tujuan utama di adakan workshop ini adalah
1. Mengasah dan mengembangkan potensi serta keahlian mahasiswa-mahasiswa dari tiap Fakultas se-Universitas Brawijaya
2. Memberikan kontribusi dalam pengembangan dan penambahan karya tari dan musik tradisi
3. Memfasilitasi pelatihan karya untuk ajang Gebyar Festival Tari
4. Menjadi sarana pembelajaran konsep baru dalam musik dan tari tradisi
5. Menjadi sarana pelatihan untuk kolaborasi jenis musik dan tari tradisi
6. Merintis lahirnya koreografer dan komposer terutama dari kalangan mahasiswa se- Universitas Brawijaya

Workshop di laksanakan pada :
Hari : Sabtu – Minggu
Tanggal : 22-23 September 2012
Tempat : Ruang Kuliah Bersama Universitas Brawijaya
Pelaksana : Unit Aktivitas Karawitan dan Tari (UNITANTRI) Universitas Brawijaya
Pemateri : Suwandi Widianto, S.Sn dan Augustinus

Hari pertama para peserta disatukan dalam kuliah besar untuk pembekalan pembuatan karya secara umum baik musik maupun tari. Dalam kuliah besar juga disertakan pemutaran video video tari. Setelah peserta medapatkan pembekalan ilmu secara keseluruhan mengenai pembuatan karya peserta dibagi ke dalam 2 kelas. Kelas tari dan kelas musik. Di setiap bidang kelas pemateri memberikan materi sesuai dengan bidangnya yaitu tari dengan pemateri tari dan musik dengan pemateri musik. Di kelas tari peserta diberikan olah tubuh serta pembuatan konsep gerak. Sedangkan di kelas musik peserta dituntun untuk merealisasikan sebuah nada ke dalam sebuah irama.

Gambar. Olah tubuh peserta di kelas tari
Gambar. Pembuatan irama di kelas musik

Hari kedua peserta dibagi kembali menjadi 2 kelompok besar, tari dan musik untuk proses pembuatan sebuah karya tari. Peserta dilatih oleh kedua pemateri kita untuk membuat dan menggabungkan karya antara karya tari dan karya musik. Setelah proses penggabungan karya peserta diharuskan menampilkan karyanya di depan pemateri dan kemudian di evaluasi sebagai bahan belajar untuk para peserta dalam pembuatan sebuah karya.

Gambar. Proses penggabungan tari dan musik
Gambar. Perform Penari
Gambar. Foto bersama peserta workshop
Gambar. Foto panitia beserta Pak Wandi, Pak Augustinus, dan Pak Joko

Oleh: Yugi Mustofa